Senin, 25 Agustus 2008

My Life

Resah datang saat pagi dan petang….
Ribuan galau dan jutaan kemunafikan…
Aku rapuh dalam kesendirian….
Namun aku tegar dalam kerapuhan…
Itulah kisah ku….
Yang kubisikkan pada mentari dipagi hari…
yang kuteriakkan pada lautan yang luas tak bertepi…

Namun aku sadar dalam kepiluan …
Inilah takdir yang indah untukku..
Dari DIA sang pemilik takdir….
Kini aku rela…
Walau hanya menatap bintang dari kejauhan…
Walau hanya mencumbu awan dengan khayalan…
Karena akulah raga tanpa jiwa…
Akulah pelangi tanpa warna…




Aku selalu berteman dengan sepi…
tanpa mentari….
Aku tak ingin berfikir tentang hari…
Karena aku telah mati….
biarlah kuberlari….
meniti pelangi….
tanpa cinta..tanpa dusta..
dan tanpa perih yang mendera…
aku tak ingin ada yang terluka…
karena aku hanya mendung …
yang selalu menggantung …
tanpa senandung…
aku hanyalah petang…
yang datang tanpa suara…
gulita yang ada …..
tanpa makna……..


Inilah duniaku….
Terluka dan di tinggalkan….
Selalu terhina …
Selalu merana….
Namun aku selalu tersenyum melihat badai dan topan
Aku nikmati semua bara yang membakar…
Aku sadar cintaku hancur…
Namun aku tak ingin masa depanku sperti pasir di lautan..

Aku ingin menjadi bintang…
Yang abadi di tempat yang tinggi….
Aku ingin seperti purnama …
yang benderang saat malam datang..

Tuhan ..rengkuh aku dalam kebenaran …
Bawa jiwaku ke semesta diatas sana….



Ku dengar bisikan angin
ia ceritakan padku tentang rindu..
Aku hanyut dan tertegun dalam pilu…
Aku dengar bisikan ombak….
Ia critakan padaku tentang rembulan yang sewindu tak bertemu..
oh tuhan aku lelah nelalui malam…..
aku selalu menangis menunggu pagi…
namun akhirnya aku menyadari..
bahwa aku tak sedang bermimpi…
inilah kisahku…
ditengah badai dan topan…
aku tersenyum menatap senja…
untuk yang pertama disepanjang hayatku…
biarlah aku pasrah….
kepada takdir ilahi ….
yang kan menuntunku…
pada keindahan nirwana…


Aku ingin mendaki kepuncak yang tinggi…
Dan bernyanyi ditengah savana yang indah tiada tara…
Dengan seekor merpati yang menemani…
Tuhan..
Bukan aku yang menyakiti pelangi…
Bukan aku yang membuat langit menangis…
Aku hanya lelah ….
Oleh badai dialam ini…
Aku hanya ingin sendiri meniti sepi…..
Biarlah ragaku menapaki bumi…
Namun jiwaku bermain dengan rimba dan lautan…
Hingga nanti…saat kumati…



Bidadari bergaun putih…
Hibur aku dalam lirih….
Usap air mataku bila sedih…
bidadari bergaun putih…
tinggallah temani aku hilangkan
semua perih..


Aku bukan pujangga..
Yang pandai merangkai kata cinta..
Aku bukan arjuna…
Yang selalu dipuja oleh setiap wanita..
Namun akulah mendung…
Yang menggantung dengan murung..
Akulah badai …
Yang mengamuk didalam ngarai….
Akulah kematian bagi cinta…
Akulah air mata bagi segala jiwa…



Aku ingin cintaku seperti karang…
Yang tegar disaat ombak datang menerjang…
Aku ingin cintaku seperti melati…
Yang putih dan suci….
Aku ingin cintaku sperti mentari…
Yang selalu menyinari dan tak pernah mati…
Aku ingin cintaku seperti lautan…
Yang indah bercermin awan…..
Aku ingin cintaku seperti semesta…
Yang selalu ada hingga ahir masa…



Akulah cinta yang hina…
Yang rapuh hingga tak bisa bersuara…
Aku hanyut di tengah samudra…
Hariku hanya tinggal malapetaka…
angin itu yang menyapa….
dan membuatku tegar walau penuh luka yang menganga…
hingga aku terlelap dalam gelap…
dan brmimpi tentang seekor camar…
yang yang membawaku melayang ke atas bintang yang berpijar..



Siang dan malam aku meratap…
Menanti cinta yang aku puja…
Tanpa peduli oleh terik mentari…
Aku berdiri diatas bukit yang tinggi…
Peri cinta dlaam khayalan….
Datanglah dan temani aku dalam buaian…
Aku rindu di rengkuhmu…
Aku gagu tanpa hadirmu…

jangan biarkan aku terpuruk dalam kehinaan…
jangan biarkan aku terbawa oleh angkara murka…
karena sungguh aku nelangsa bila kau tak ada..
aku terluka bila kau mendua…


Untukmu satu rinduku…
Didalam ruang dan waktu…
hingga nanti aku mati…
dan kembali menghadap ilahi..

biarlah kau sekedar mimpi di dunia ini…
biarlah kau sekedar ilusi yang aku miliki…

namun kelak di nirwana…
kaulah bunga yang kupuja..
kaulah cinta…
yang kumiliki selamanya…



Aku tak ingin mencinta dan terluka..
Aku tak ingin mencinta dan terhina..
Cukup sudah aku lelah…
Cukup sudah aku pasrah…
Ingin keuberikan seluruh jiwa dan raga…
Pada dia yang tercinta…
Namun aku bukan siapa-siapa..
Yang bisa di puja sepanjang masa…



Demi semua pelangi di alam ini …
Aku mencintanya hingga ku mati…
Dialah peri cinta dialam ini..
Dialah imaji setiap kali ku bermimpi…
dialah kekasih dalam hayalan…
dialah cinta dalam buaian..
dialah pagi dan malamku…
dialah hidup dan matiku…
dialah mimpi dalam tidurku..
dialah penguat dalam rapuhku..
dan dialah cinta terhirku…



Peri cinta yang kupuja..
Terima kasih untuk semua rasa…
Aku bahagia walau hadirmu hanya sementara..
Mungkin ku tak bisa menggapaimu dialam nyata…
Mungkin kau hanya sekedar fatamorgana…
karena itu biarlah aku merengkuhmu
di setiap mimpi dalam tidurku…
biarlah kumenggapaimu…
dalam angan selama hidupku…



• Aku diam dalam kesendirian…
• Mulutku gagu…jiwaku tak kuasa meronta…
• Aku letih oleh semua tawa…
• Hingga aku tak bisa lagi membedakan kenyataan dan fatamorgana..

• Cukup sudah…
• Biarkan semuanya berahir…
• Jangan hancurkan duniaku lagi…
• Biarlah kuhirup sedikit keindahan di sisa hidupku…



Aku dambakan nirwana…
Walo aku hina…
Bukan neraka …
Yang selalu hadir dengan sejuta bara..

Kumohon..
Biarkan pelangi itu hiasi hariku…
Karena hanya itu milikku…
Bersama satu bintang yang selalu berpijar untukku..



• Demi sejuta bintang..
• Yang bertaburan dilangit malam..
• Aku rindu…namun aku ragu…
• Aku tak pernah pantas..
• Untuk mencintai di cintai….
• Karena aku adalah mendung…
• Aku adalah mendung..
• Yang selalu menggantung…
• Dalam kehidupan seorang peri….
• Peri cinta yang hanya pantas kulihat..
• Tanpa bisa kusentuh… tanpa bisa kumiliki…
• Mungkin hingga nanti…
• Biarlah kugantung kisah cintaku..
• Pada langit malam…yang selalu datang
• Dalam mimpi dan sadarku…

Rabu, 06 Agustus 2008

gadis dalam imagi

Anggun ….
Hanya kata itu yang pantas untukmu..
Wahai gadis dalam hayalan….
Kau begitu sempurna..

Rambut ikal yang tergerai panjang..
Bagai sutra yang dirajut dengan permata..
Kau gadis impian yang hanya pantas mendiami surga..
Karena senyummu adalah mentari di pagi hariku…

Aku mengagumimu…
Dengan seluruh imagi yang aku miliki…
Aku menyayangimu….
Walau hanya bisa menatapmu dari bumi tempatku berpijak..

Sesaat lagi ..saat mentari tenggelam kau akan pergi…
Meninggalkan dimensiku…untuk selamanya…
Tak bisakah sesaat saja…
Kau berhenti melangkah…
Dan bersamaku melewati waktu …
Sesaat saja…
Aku membutuhkanmu..
Menikmati hari yang mungkin paling indah dalam hidupku..

Sungguh Agung sang penguasa mimpi..
telah menghadirkan permata ditengah kesendirian batinku…
hingga saat ini…
walau sementara saja..
namun aku bahagia…
walau dengan menatap saja…
gadis mungil berambut sutra..
yang menari dengan penuh cinta…
dan berlari dengan membawa mimpi di setiap tidurku..