Jumat, 07 November 2008

Jika kita berdiri kembali di puncak rinjani..
Mengucap ikrar kita kembali..
Yakinkah kita tak akan lagi ada yang disakiti..
Ataukah cinta kita telah mati..
Hingga kita jalani hari selalu sendiri..
Inikah melodi..
Yang dulu kita lantunkan di kuil abadi..
Selalu menyakiti hati…

Cobalah kita tersenyum ..
Disetiap malam walau kelam…
Hingga gelap tak lagi mencekam..
Dan meruntuhkan kerasnya hati yang bagai pualam.

Hari inilah takdir kita..
Bersatu dan berbahagia…
Selamanya…

***
If us re-standing in top of rinjani..
Saying our pledge return..
Sure we will not again there [is] hurt..
Or love we have died..
Till we experience day always [by] xself..
This melody..
What is we isn't it [in] endless temple..
Always despise…
Try us smile ..
Each;Every night although dusky…
Dark till do not again grasp..
And demolish the ossifying of liver which as marble.
Day this is our destiny..
Coalescing and happy…
Forever…

Tidak ada komentar: